Sabtu, 07 Januari 2012

Ini adalah contoh sebuah cerpen singkat

“ Pengalaman Itu Guru Yang Paling Hebat “

            Suatu saat ketika kita mengalami suatu kekecewaan, apa yang akan kita lakukan ? hanya menangis, sedih, kesal, marah, ataupun dendam kepada orang yang telah membuat kita kecewa. Seharusnya kita tidak boleh melakukan itu karena itu hanya merugikan diri sendiri. Saya juga mengalamai peristiwa yang serupa selama hampir 5 kali, dan saya pun berpikir kenapa saya harus mengeluarkan emosi saya hanya untuk kekecewaan yang saya dapat.
            Pada Pagi yang Cerah itu saya melihat seorang gadis berkacamata, sepertinya dia lugu, memiliki wajah yang polos, dan yang terpenting senyumannya membuat jantungku seperti dipompa ribuan kali, dan ketika aku berkenalan dia yang cantik itu bernama “salma”. Waw, dikala itu betapa hatiku senangnya luar biasa, seakan-akan apabila tidak bertemu saja sepertinya aku tak bergairah menjalani hidup ini.
Hari demi hari kulewati, aku ingin sekali memiliki dia seutuhnya, tetapi sayang sekali niatku untuk menyatakannya sangat sulit sekali, padahal dua minggu yang lalu dia seperti memberi sebuah tanda untukku agar aku cepat menyatakan cinta kepadanya, tapi apa daya hal itu pun belum terwujud hingga kini, ketika jam pulang sekolah berbunyi orang aku cari pertama adalah dia, tetapi kucarinya dia ke seluruh sudut sekolah aku pun tak menemukannya, ku tanyai temannya dan ternyata dia sakit, aduh hatiku cemas sekali mendengar kabar itu, serasa aku tak mampu lagi berdiri, aku pun hanya terdiam mendengarnya, siang itu jalan kutelusuri dengan tampang murung memikirkan dia yang disana sedang lemah tak berdaya, dalam hatiku hanya bisa berkata, Seandainya aku bisa menemainya dikala dia memerlukan seseorang aku akan jaga dan temani dia selalu..” kataku dalam hati sambil menyanyikan sebuah puisi klasik, “ Tuhan tolong aku, dia orang yang ku cinta sembuhkanlah dia, kau ciptakan dia mungkin untuk aku disini agar aku bisa menjaga dan mencintainya “ yang menemani perjalananku saat itu.
Tiga hari yang datang katika hal yang sama aku lakukan sehabis pulang sekolah, dia pun belumkekecewaan yang pertama kalinya menghampiri saya, saya memiliki problematika dalam hal cinta, ketika itu mungkin saya masih menjadi seorang “Bocah Kecil” yang tak tau apa-apa, kesal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar